PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara kepulauan yang memiliki sedikitnya 5.590 sungai utama,
65.017 anak sungai dengan panjang totalnya mencapai 94.573 km serta luas Daerah
Aliran Sungai (DAS) mencapai 1.512.466 km2 dan memiliki 88.174 gunung
dan bukit (Buku Status Lingkungan Hidup
Indonesia, 2009). Keadaan
ini menuntut jembatan-jembatan dengan bentang panjang mutlak diperlukan untuk
melintasi sungai-sungai dan pulau-pulau besar di Indonesia yang umumnya
digunakan sebagai prasarana transportasi pelayaran ocean-going yang melayani kebutuhan komoditi export-impor. Sungai-sungai yang umumnya berbentuk palung
yang dalam, terdapat di wilayah pulau Kalimantan. Oleh karena itu di Kalimantan terdapat
beberapa lintasan yang dapat dikategorikan cukup besar di Indonesia seperti
Jembatan Barito dan Jembatan Mahakam II.
Jembatan Mahakam II merupakan jembatan gantung dengan bentang terpanjang
di Indonesia (270 meter). Akhir tahun
2011, Jembatan tersebut runtuh sehingga mengakibatkan sejumlah orang tewas
serta ratusan warga yang tengah melintas terluka.
Jembatan gantung dapat dikatakan fleksibel, namun pada
kondisi angin sangat kencang atau jika beban berat melintasi jembatan, badan
lintasan akan bergetar dan dapat mengakibatkan pergeseran jembatan. Getaran sering kita jumpai dalam kehidupan
sehari-hari, sehingga pendeteksi level getaran mempunyai peranan penting dalam
berbagai penerapan, seperti analisa kekuatan getaran jembatan. LVDT (Linear Variable Deference Transformer)
adalah salah satu transducer yang dapat digunakan untuk pengukuran paramaeter
getaran jembatan. Parameter ini berupa
amplitude, getaran dan displacement.
Untuk itu, pendeteksi parameter getaran dengan menggunakan sensor sangat
dibutuhkan dalam jembatan guna meminimalisir terjadinya pergeseran jembatan
akibat getaran yang berlebihan.
Tujuan
Karya tulis ini
bertujuan untuk merumuskan konsep sistem peringatan dini yang implemetatif dan efektif
sebagai solusi meminimalisir kemungkinan jembatan runtuh.
Manfaat
Menciptakan solusi baru
yang dapat diimplementasikan pemerintah Indonesia untuk meminimalisir dampak
runtuhnya jembatan.
GAGASAN
Kondisi Kekinian
Runtuhnya konstruksi sebuah bangunan bukanlah hal yang
lazim di dunia konstruksi. Dalam dunia
kerja konstruksi terdapat istilah kegagalan bangunan dan kegagalan
konstruksi. Di Indonesia terdapat
beberapa bagunan yang runtuh akibat kegagalan struktuk maupun kegagalan
bangunan di antaranya adalah jembatan Siranda di Klaten, jembatan Air beliti di
Sumatra selatan, jembatan Pabuaran kaum di Bogor, jembatan Lhoksukon di Aceh
utara, dan jembatan Kukar di Kalimantan.
Jembatan Kutai merupakan jembatan gantung terpanjang di Indonesia dengan
total panjang jembatan 710 meter yang sudah
berdiri selama ±10 tahun dan mengalami perbaikkan karena ada alinemen vertikal
yang turun yang dakibatkan oleh
bergesernya abutment (kepala jembatan) ke arah sungai. Pylon
jembatan bergeser karena blok angker juga tergeser dari tempatnya, yang menyebabkan
gelagar jembatan melengkung ke bawah hingga 72 centimeter. Di mana Menurut data
Dinas Pekerjaan Umum Kutai Kartanegara, pada tahun 2001 pergeseran jembatan
8-10 cm, kemudian terus melebar menjadi 15-18 cm pada 2006 (Hidajat, 2012).
Masih ada
beberapa jembatan yang dikhawatirkan akan runtuh mengingat tragedi jembatan Kukar,
salah satunya yaitu jembatan ampere.
Sebagian warga kota Palembang mengaku mencemaskan kondisi jembatan
Ampera setelah mendengar informasi runtuhnya jembatan kukar yang mengakibatkan
sejumlah orang tewas serta ratusan warga yang melintas terluka. Untuk itu diperlukan pencegahan dini supaya
dapat meminimalisir terjadinya jembatan runtuh baik itu karena kegagalan
konstruksi, kegagalan bangunan, getaran yang berlebihan, maupun akibat terjadinya
pergeseran fondasi dengan sistem telemonitoring menggunakan sensor LVDT dan thermocouple.
Solusi yang Pernah
Ditawarkan
Pencegahan terhadap kerusakan jembatan dengan cara analisa
Struktur dan pengujan Fatigue jembatan telah dilakukan oleh PT Lapi Ganeshatama Consulting (PT. LAPI
GTC). Sebagaimana dimuat dalam Wordpress (www.sagabanget.wordpress.com,
2009), dikatakan bahwa pada saat melakukan analisis struktur, permodelan
geometrisnya diambil dari gambar perencanaan dan pengamatan langsung
dilapangan. Sementara permodelan pembebanannya, diambil dari standar pembebanan
termasuk didalamnya beban layan (beban sendiri, serta beban lalu lintas)
ditambah asumsi konservatif berupa konfigurasi pembebanan dari Bridge
Management System, Departemen PU tahun1992. Input ini kemudian di analisis
menggunakan program SAP2000 versi 9.03.
Hasil dari analisis struktur ini menunjukkan hasil displacement vertikal
max: displacement vertikal max sebesar 68,95 mm untuk Ramp A dan displacement
vertikal max sebesar 55,95 mm untuk Ramp B. Menurut standar BMS-PU,1992 dapat
disimpulkan bahwa hasil tersebut diatas masih ‘OK’ karena displacement vertikal
max masih dibawah ambang yakni L/800. Selain itu, keseluruhan dari hasil
analisis menunjukkan bahwa nilai rasio kekuatan < 1 untuk seluruh
elemen. Pengukuran
regangan dilakukan dengan memasang Strain Gauge pada pelat jembatan. Dan
Hasil dari analisis ini didapatkan :Umur Fatigue
untuk Ramp A = 64 tahun dan Umur Fatigue
untuk Ramp B = 70 tahun.
Perhitungan displacement vertical max dan estimasi
umur Fatigue yang dilakukan PT Lapi
GTC hanya berupa analisa pendekatan menggunakan software SAP2000 versi 9.03 dan
tanpa ada akusisi data real-time. Terdapat
beberapa penilitian terkait dengan pengukuran getaran jembatan yaitu Rancang
Bangun Alat Ukur Getaran Jembatan Dengan Transducer LVDT Berbantuan IBM PC
(Universtias Padjajaran, 2006) dan Pengukuran Frekuensi Natural, Gerakan
Partikel Dan Displacement Jembatan Konstruksi Beton Dan Baja (Universitas Gadjah
Mada, 2010). Penelitian-penelitian yang
telah dilakukan masih belum mampu menciptakan sistem peringatan dini sebagai
indikator runtuhnya jembatan karena data pengukuran hanya dapat dipantau di satu
tempat.
Gagasan Baru yang Ditawarkan
Berdasarkan data empiris dan
solusi yang pernah ditawarkan, upaya yang tepat sebagai peringatan dini kerusakan struktur jembatan adalah
pembangunan sistem monitoring kondisi jembatan jarak jauh berbasis web. Terdapat 3 bagian utama dalam sistem monitoring kondisi jembatan
jarak jauh, yaitu :
1.
Sistem Sensor
Terdapat 3 buah parameter
jembatan yang akan diukur yaitu displacement (pergeseran), temperatur, dan
amplitudo getaran jembatan. Untuk
parameter pergeseran pengukuran dilakukan dengan menggunakan LVDT (Linear Variable
Differential Transformer) tipe lilitan sekunder penuh (Overwound liniertapered
secondary windings) karena lebih tahan
terhadap perubahan frekuensi, suhu dan lebih
linear dibandingkan tipe lain (Hikmat, 1995). Output sensor
berupa tegangan bolak-balik (AC) dikondisikan menggunakan modul signal
conditioner AD698 yang memiliki output tegangan signal conditioner antara 11volt sampai
minus 11volt dc (Analog Device, 1995). Berdasarkan
penelitian hasil kalibrasi statik dan
kalibrasi dinamik menunjukkan bahwa pengkondisi sinyal ini mampu bekerja dengan
baik sampai frekuensi 15 Hz dengan nilai linieritas lebih besar dari 0,99 (Chandra
Novrisa Maulana, 2007). Untuk menganalisa rentang tegangan kita harus
menyesuaikannya dengan rentang tegangan modul mikroprosesor yaitu 0 – 5volt
dengan metode korelatif. Secara
matematis dapat dituliskan :
l = panjang
maksimal yang akan diukur
R = resolusi ADC
mikroprosesor
K = ketelitian
sensor LVDT
Untuk mikroprosesor 8 bit,
maka resolusi ADC sebesar ;


Sehingga ketelitian LVDT adalah ;

dimana nilai l tergantung dari pemakaian LVDT yang sesuai pada setiap jembatan.
Untuk pengukuran amplitudo
getaran, digunakan LVDT yang dimodifikasi.
Jika amplitude yang akan diukur adalah pada sumbu x, maka LVDT diletakkan sejajar sumbu x dan pada batang LVDT dipasang pegas dan beban tambahan secara bersusun. Saat jembatan mulai bergetar, beban akan ikut
bergetar karena efek inersia mengakibatkan terjadinya gaya tarik atau gaya dorong
pada batang LVDT sehingga dapat diketahui amplitude getarannya. Pegas dipasang untuk menggeser bandwidth frekuensi
getaran sistem LVDT beban ke daerah getaran
pada sistem jembatan. Untuk
mengukur parameter suhu terkait dengan pemuaian yang mungkin terjadi pada badan
jembatan diggunakan Termocouple.
Besarnya pemuaian mempengaruhi analisis displacement karena setiap
pemuaian struktur jembatan akan mengakibatkan pergeseran semu pada ujung –
ujung jembatan sehingga terdeteksi sebagai displacement oleh sensor LVDT. Suhu yang diukur dapat berupa suhu lingkungan,
suhu struktur jembatan pada berbagai posisi, atau pengukuran keduanya. Data suhu ini akan dilaporkan bersama – sama
dengan data lain sehingga dapat digunakan oleh dinas terkait untuk korelasi
antara data displacement dan pengukuran suhu.
2.
Sistem Kontroler
Sistem kontroler bertugas
menerima sinyal dari sistem sensor, mengolah data yang diterima menjadi paket
data yang siap dikirimkan ke web server, dan menerima perintah kendali dari
base station untuk mode – mode kerja sistem tersebut secara keseluruhan. Sistem kontroler dibangun berbasis
mikroprosesor Atmega128 produksi ATMEL Coorporation yang memiliki built-in ADC (Analogue to
Digital Converter), memori flash internal sebesar 128 kilobytes, dan ukuran hardware yang relatif kecil sehingga memungkinkan untuk
membangun sistem yang memiliki fungsi handal serta ukuran yang kecil. Data yang diterima dari sensor diolah
mikroprosesor melalui ADC untuk pengkondisian data. Setelah data yang diterima disusun dalam
bentuk paket data sesuai protokol internet, data dikirimkan melalui ethernet card yang terhubung dengan modem
internet (Atmel Corporation, 2002). Data
pembacaan dari seluruh sensor akan dikirimkan ke web server setiap satu detik
sekal dan memungkinkan data ditampilkan secara realtime di website yang terkait. Pembacaan data dari sensor berjalan secara
kontinyu dan data tersebut tersimpan dalam memori internal mikroprosesor. Setelah data terkirim sempurna, memori data
internal akan dihapus dan diisi dengan data baru yang terkumpul.
Untuk alasan kestabilan koneksi
internet dan ketahanan terhadap cuaca, digunakan modem dengan jaringan kabel
telepon. Sebagai jalur cadangan disediakan
jalur pengiriman data melalui jaringan komunikasi radio VHF. Untuk alasan itu
diperlukan modem radio dan perizinan penggunaan pita frekuensi sesuai Peraturan
Menteri Komunikasi dan Informatika nomor 29 tahun 2009 tentang tabel alokasi spektrum frekuensi radio
Indonesia.
3.
Base station
Base station adalah suatu sistem yang terdiri dari sebuah
atau beberapa komputer yang terhubung dengan internet, data base, dan sistem komunikasi data. Operator dapat membaca raw data (data mentah), tampilan data di web, dan melalukan
perhitungan – perhitungan yang diperlukan untuk mengetahui kondisi jembatan
secara pasti dengan bantuan software – software pengolah data. Secara ideal, base station ini ditempatkan di kantor Dinas Perhubungan setiap
daerah yang memiliki jembatan – jembatan yang sedang diukur agar dinas terkait
dapat memantau kondisi jembatan tersebut secara real time dan melakukan prosedur – prosedur penanganan yang
tepat. Data base (penyimpanan data)
terletak di kantor pusat dinas terkait yang terhubung dengan internet selama 24 jam sehingga manajemen data
menjadi terpusat dan tidak membuat manajemen data di setiap kantor dinas
terkait menjadi semakin rumit. Sebagai
tambahan berikut ini adalah kapasitas data yang diperlukan untuk setiap
jembatan yang dimonitor setiap tahun :
N = jumlah sensor maksimal yang terpasang di setiap
jembatan
L = panjang bit data maksimal yang terkirim setiap detik
Q = kapasitas data yang terkirim dan tersimpan
Dalam satu hari (24 jam) setiap jembatan memerlukan
kapasitas penyimpanan data sebesar :

Jika N adalah 16 buah dan L adalah 16bytes, maka :



Jika dalam suatu daerah terdapat 10 jembatan yang dimonitor
dengan sistem ini, diperlukan kapasitas penyimpanan data selama 10 tahun
sebesar :


Jadi diperlukan alokasi penyimpanan data untuk setiap
daerah sebesar 760 GB berupa web server yang diletakkan di kantor pusat Dinas Perhubungan.
Tentu saja jumlah sensor yang benar – benar terpasang dan jumlah jembatan yang
dimonitor per daerah bervariasi tergantung kebutuhan Dinas yang terkait.
Dengan
menerapkan gagasan ini, diperkirakan akan membawa dampak positif pada beberapa
aspek, yaitu :
·
Akan
tercipta metode pengukuran kondisi jembatan yang akurat, handal dan reliable.
·
Kondisi
jembatan diketahui secara realtime sebagai fitur utama dari penggunaan sistem
telemenitoring.
·
Kejadian
– kejadian mengenai kegagalan struktur jembatan dapat diminimalisir karena
jembatan dievaluasi sistem monitoring.
·
Memperkaya
penguasaan teknologi dalam bidang teknologi sensor, telemonitoring dan keselamatan infrastruktur di Indonesia.
·
Menjadi solusi sistem peringatan dini jembatan roboh jika data pengukuran berada diluar parameter normal.
·
Meningkatkan
kesadaran masyarakat akan pentingnya keamanan dari infrastruktur transportasi
sebagai bagian dari sistem transportasi di Indonesia.
Pihak-pihak
yang dapat mengimplementasikan gagasan
Gagasan ini dapat terwujud melalui partisipasi aktif pihak-pihak sebagai berikut :
·
Dinas
Pekerja Umum: Perancangan infrastruktur jembatan. Sumber dana
didapat dari APBN
murni dan sebagian atau seluruhnya dari Pinjaman/Hibah Luar Negeri (PHLN) sesuai Peraturan Menteri Nomor 207 Tahun 2005 pasal 3.
·
Perusahaan
kontraktor/konsultan: Membangunan
infrastruktur, analisis struktur dan instalasi sensor LVDT dan thermocouple pada Jembatan. Sumber dana
didapat dari Kesepakatan
Dinas PU (APBN murni dan sebagian atau seluruhnya dari Pinjaman/Hibah Luar
Negeri (PHLN))
·
Dinas
Perhubungan: Membangun sistem telemonitoring real-time berbasis website dan
mengevaluasi data. Sumber dana diperoleh dari APBN dan atau APBD.
·
Kalangan
Akademisi (Mahasiswa/Perguruan Tinggi): mengembangkan
metode sensing, telemonitoring yang
lebih handal dan dapat diterapkan pada jembatan – jembatan yang ada di
Indonesia. Sumber dana dapat diperoleh melalui dana hibah
penelitian.
Langkah-langkah strategis
implementasi gagasan
Gagasan ini
dapat berjalan baik dan memberikan hasil yang memuaskan apabila didukung oleh
langkah – langkah strategis sebagai berikut :
·
Adanya
riset berkelanjutan dalam menentukan
karakter sensor ideal untuk membuat sistem pencegahan dini kerusakan struktur
jembatan yang akan diimplementasikan oleh lembaga riset dan dinas pekerjaan umum.
·
Komitmen
pemerintah dalam menindaklanjuti riset ini demi terciptanya kelayakan dan
keselamatan infrasutruktur umum.
·
Diperlukan
riset atau cost and benefit analysis
untuk memperjelas tujuan, biaya, manfaat, dan dampak dari konsep perancangan sistem ini kepada masyarakat, pemerintah
dan luar negeri
agar dapat meyakinkan para stakeholder yang
melihat peluang ini.
·
Menetapkan
sistem monitoring kualitas jembatan sebagai Standar
Operation Procedure (SOP) pembangunan infrastruktur.
·
Sosialisasi
penyuluhan kepada masyarakat mengenai pentingnya menjaga keselamatan jembatan
Gagasan Inti
Gagasan pemantauan
kondisi jembatan ini pada dasarnya meliputi 3 unsur yaitu sistem sensor, sistem
kontroler, dan base station. Parameter –
parameter kondisi jembatan yang diukur adalah displacement, amplitude getaran,
dan temperatur lingkungan dan struktur jembatan. Parameter – parameter tersebut dikirimkan ke
data base melalui koneksi internet dan jalur cadangan berupa komunikasi data
VHF dan kemudian dapat dijadikan indikator sebagai pencegahan dini terhadap
runtuhnya jembatan.
Teknik implementasi
Langkah-langkah implementasi untuk mewujudkan gagasan berbasis telemonitoring jembatan ini adalah :
1. Identifikasi jumlah jembatan yang tersebar di beberapa
daerah di Indonesia.
2. Melakukan pendekatan secara bertahap kepada Dinas PU
dan pemerintah di suatu daerah sebagai awal pelaksanaan kerjasama.
3. Melakukan kemitraan strategis dengan Dinas PU dan
pemerintah terkait masalah dana untuk pelaksanaan gagasan ini.
4. Penanaman rasa kepercayaan kepada Dinas PU dan
pemerintah, bahwa akan menjadi lebih baik jika dilakukan telemonitoring menggunakan sensor LVDT dan thermocouple.
5. Melakukan mekanisme koordinasi dengan membagi tugas
secara jelas antara konseptor, Dinas PU, dan Pemerintah terkait.
6. Melakukan mekanisme evaluasi secara periodic dan
profesional
Prediksi Keberhasilan
Gagasan
Manfaat yang
akan didapat dari aplikasi gagasan ini adalah menciptakan sistem yang dapat mengevaluasi kondisi jembatan dan dapat
menjadi indikator kerusakan struktur jembatan berdasarkan data base
sensor. Kerusakan struktur salah satunya
adalah penyebab jembatan rubuh. Selain
itu, cara ini dapat dijadikan sebagai salah satu
media penerapan ilmu dan teknologi dari
disiplin ilmu keteknikan. Manfaat lain
adalah mendukung kebijakan pemerintah mengenai infrastrukur transportasi dan
hal ini akan berdampak menjaga mobilisasi perekonomian masyarakat pengguna
jembatan.
DAFTAR
PUSTAKA
Analog devices
inc. 1995. Universal LVDT Signal Conditioner. Massachusetts, USA
Atmel corporation.
2002, AVR460: Embedded Web Server, Application note. california.
Chandra,
novrisa maulana. 2007. ”Perancangan dan pembuatan pengkondisi sinyal LVDT
berbasis ic ad598”.
Clausen,
david. 2000. ”Design of a Microcontroller-Based Ethernet Messaging Device”.
Stanford University.
Dwika, K Yohanes.
2010. ”Pengukuran frekuensi natural, gerakan partikel dan displacement jembatan
konstruksi beton dan baja” .
Fraden, J. 2003. Handbook of Modern Sensors physics, designs,
and aplications.
California: AIP Press.
Fatari, eka
budi. 2000. ”rancang bangun alat ukur getaran jembatan dengan transducer LVDT
berbantuan ibm Pc”.
Hayyu, saga.
2009. ”Penelitian struktur jembatan ss
tomang dan ss pluit pada jalan tol dalam kota”.
Hikmat. 1995.
”Studi awal sensor LVDT (linier variable differential transformer)”.
http://geoenviron.blogspot.com/2011/12/pencemaran-air-dan-kerusakan-das.html diakses pada tanggal 20 februari
http://www.mediaindonesia.com/read/2011/01/22/197627/124/101/Jembatan-Runtuh-Satu-Orang-Tewas diakses pada tanggal 21 februari
http://sagabanget.wordpress.com/2009/12/04/penelitian-struktur-jembatan-ss-tomang-dan-ss-pluit-jalan-tol-dalam-kota/
diakses tanggal 19 februari 2012
http://www.sintaposmaria.com/kegagalan-bangunan-dan-kegagalan-konstruksi/ diakses pada tanggal 20 februari
http://www.suarapembaruan.com/home/korban-kelima-jembatan-ambruk-ditemukan/17362 diakses pada tanggal 21
februari
Loveday, g. 1992. Intisari
elektronika. Jakarta: PT. Elek media komputindo
Malvino, albert paul. 1993. Electronic principles. United states: mcgraw-hill, inc.
Stallings, William. 2001. Komunikasi data dan komputer, dasar-dasar komunikasi data. Hlm:
5-6,199-203,213-215,232-238. Jakarta: Salemba Teknika.
Sunarno. 2005. ”Implementasi Piezoelektrik sebagai sensor
identifikasi kendaraan yang melintasi jembatan”.
Webster,
john g. 1932. Sensors and signal conditioning.
United states: John wiley & sons, inc.
Webster, J.
G. 1999. ”The mesurement, instrumentation, and sensor handbook, a
Crc handbook
published in cooperation with ieee press”.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Daftar Riwayat Hidup Ketua Pelaksana Kegiatan
Nama :
Dio Masera
NIM :
09/284319/TK/35242
Tempat, tanggal lahir :
Serang, 27 November 1992
Agama :
Islam
Jenis kelamin :
Laki-laki
Alamat asal :
Komp. P&K Jl. Cempaka Gg. Nusa Indah no 23/A
Alamat
di Yogyakarta : Pogung Rejo
RT16/RW51 no 541
Riwayat pendidikan :
Periode
|
Sekolah
/ Universitas
|
Jurusan
|
||
1998
|
-
|
2004
|
SDN Cinanggung
|
-
|
2004
|
-
|
2007
|
SMPN 1 Kota Serang
|
-
|
2007
|
-
|
2009
|
SMAN 1 Kota Serang
|
IPA
akselerasi
|
2009
|
-
|
sekarang
|
UniversitasGadjahMada
|
TeknikFisika
|
Pengalaman Organisasi:
Organisasi
|
Bidang
|
Tahun
|
Keluarga
Mahasiswa Teknik Fisika UGM
|
PSDM
|
2009
– 2011
|
LPKTA
FT UGM
|
Ketua
Divisi Media dan Publik Relasi
|
2011
– 2012
|
Ikatan
Mahasiswa Teknologi Instrumentasi
|
Staff
|
2012
– sekarang
|
Yogyakarta,
28 Februari 2012
Anggota Pelaksana Kegiatan
Dio Masera
09/284319/TK/35242
Daftar Riwayat Hidup Pelaksana Kegiatan 1
Nama : Ressy Jaya Yanti
NIM : 10/300984/TK/36743
Tempat, tanggal
lahir : Pandeglang, 26 Januari 1993
Agama : Islam
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat asal : Kp.Talun-jiput RT05/RW02
Ds.Jiput Kab.Pandeglang `
Provinsi Banten
Alamat e-mail : echyjayayanti.ugm@gmail.com
Alamat di Yogyakarta : Pogung Dalangan 19E
Riwayat pendidikan :
Periode
|
Sekolah / Universitas
|
Jurusan
|
||
1998
|
-
|
2004
|
SDN Pamarayan 1
|
-
|
2004
|
-
|
2007
|
MTs Mathla’ul Anwar Pusat Menes
|
-
|
2007
|
-
|
2010
|
MAN 2 model dan Keterampilan Serang
|
IPA
|
2010
|
-
|
sekarang
|
Universitas Gadjah Mada
|
Teknik Fisika
|
Pengalaman orgnisasi :
Organisasi
|
Bidang
|
Tahun
|
Ambalan Siti Fatimah
|
Wk. Krani
|
2008/2009
|
Bhakti Husada Kabupaten
|
UPGK
|
2008/2009
|
KMT FT UGM
|
BKW
|
2010-sekarang
|
LPKTA FT UGM
|
Anggota
|
2010-sekarang
|
Yogyakarta,
28 Februari 2011
Anggota Pelaksana Kegiatan 1
Ressy Jaya Yanti
10/300984/TK/37643
Daftar Riwayat Hidup Anggota Pelaksana
Kegiatan 2
Nama :
Handiko Gesang Anugrah Sejati
NIM :
10/300926/TK/36709
Tempat, tanggal lahir : Jakarta, 18 Januari 1992
Agama :
Kristen
Jenis kelamin : Laki - laki
Alamat
asal : Kompleks
Pondok Safari Indah Jl. Cendrawasih Raya Blok B 9 no.6 Pondok Aren, kabupaten Tangerang, Provinsi Banten
Alamat e-mail : handikogesang@gmail.com
Alamat di Yogyakarta :
Pogung Kidul RT.03 RW.49
Riwayat pendidikan :
Periode
|
Sekolah
/ Universitas
|
Jurusan
|
||
1996
|
-
|
1998
|
TK Ricci 2
|
-
|
1998
|
-
|
2004
|
SD
Strada Bhakti Utama
|
-
|
2004
|
-
|
2007
|
SMP Strada Bhakti Utama
|
-
|
2007
|
-
|
2010
|
SMA Negeri 47 Jakarta
|
IPA
|
2010
|
-
|
sekarang
|
Universitas Gadjah Mada
|
Teknik
Fisika
|
Pengalaman orgnisasi :
Organisasi
|
Bidang
|
Tahun
|
OSIS SMP Strada
Bhakti Utama
|
Wk. Ketua
|
2005/2006
|
Pecinta Alam SMA
Negeri 47 Jakarta
|
Ketua Badan
Rekruitmen
|
2008/2009
|
KMTF
|
Anggota
|
2010 - sekarang
|
LPKTA
FT UGM
|
Anggota
|
2011 - sekarang
|
Yogyakarta, 28
februari 2012
Anggota pelaksana kegiatan 2
Handiko Gesang Anugrah S.
10/300926/TK/37609
LAMPIRAN
|
|


|
||||
![]() |
||||
Gambar 1. sistem transmisi data

![]() |
|||
![]() |
|
|

Gambar 2. Sistem Penerima Data